The Taking of Deborah Logan [2014] : Traditional Genuine Horror, Terkomplet Dekade Ini

11:00 PM

Sela-sela kepenatan mengerjakan skripsi 6 bulan lalu merupakan waktu rajin-rajinnya saya menonton film horror. Banyak waktu, banyak teman, banyak cemilan. Banyak waktu = nonton film, banyak teman = film horror, banyak cemilan = banyak cemilan.

Salah satu film yang paling memorable saat itu adalah The Taking of Deborah Logan. Sutradara Adam Robitel melakoni debutnya dengan manis, bisa dibilang film horror ini adalah film yang sangat berbeda dengan film horror Amerika lain yang biasanya bertemakan rumah baru yang angker, kutukan, pengusiran setan, dan lain-lain. Tema yang disodorkan film ini pun beragam, membuat para penontonnya kebingungan sekaligus penasaran tentang apa yang terjadi.

Cerita dibuka dengan sekelompok mahasiswa kedokteran yang hendak membuat video dokumentasi untuk makalah mereka. Objek penelitian mereka adalah Deborah Logan, seorang penderita Alzheimer yang tinggal bersama putrinya, Sarah, di daerah sub-urban Amerika. Awalnya Ia enggan untuk didokumentasikan, namun keluarga Logan saat itu sedang mengalami kendala ekonomi yang menyebabkan mereka mau tak mau menyanggupi tawaran mahasiswa demi uang yang mereka dapat, jika tidak, rumah yang menjadi satu-satunya harta mereka akan disita.


Perlahan, peristiwa janggal mulai terjadi di rumah keluarga Logan. Deborah mulai kabur dari rumah, bertindak agresif yang berlebihan, hingga keanehan yang ditemukan lewat rekaman cctv. Semua menjadi lebih buruk ketika Deborah dibawa ke rumah sakit, dan pada saat itu lah para mahasiswa dan Sarah mulai menyelediki apa yang terjadi di masa lalu Deborah Logan.

Film ini menyajikan serangkaian hal absurd untuk dijahit dengan benang merah yang runtut dan teliti. Robitel dengan berani mengambil tema Alzheimer dan masalah finansial kaum sub-urban untuk disatukan dengan tema iblis berwujud ular, satanic occult, pengorbanan anak kecil, disturbing picture, penyiksaan diri, hingga black magic. Dengan teknik found footage, alur film yang diproduseri oleh Bryan Singer (X-Men franchise) ini berjalan sangat cepat, namun terasa pas. Adegan-adegan yang terekam di kamera para mahasiswa tersebut secara jujur menakut-nakuti penonton dengan apa adanya tanpa adanya efek visual maupun efek suara yang lebay. Hampir semua efek visual dilakukan secara praktikal, hanya beberapa saja yang dilakukan dengan menggunakan CGI, seperti disturbing scene di rumah sakit dan di goa.


Akting Jill Larson sebagai si tua Deborah sangatlah memuaskan, bisa dibilang Ia mengisi 70% durasi dari film ini. Totalitas Larson di film ini lah yang menjadikan The Taking of Deborah Logan mendapatkan kesan angkernya. Chemistry-nya dengan Anne Ramsay dan Ryan Cuttrona yang seharusnya berperan sebagai orang-orang terdekatnya, sayangnya kurang terbentuk. Namun, sosok sentral Deborah Logan yang dengan sempurna Ia perankan seakan menghapus dosa itu. Terlebih saat scene Larson menculik anak kecil dari rumah sakit, Ia sungguh memberikan gambaran nyata orang kesurupan : pucat pasi, tenang, dan berjiwa kosong, tidak selebay di film-film lain di mana orang kesurupan selalu punya kekuatan super power.

Secara keseluruhan, saya suka cara Robitel menceritakan sebuah kisah yang padat nan intens dengan sederhana dalam durasi yang pas, 90 menit. Tidak banyak jump scare yang disajikan oleh film ini, namun begitu, penonton seakan diseret ke kegelapan yang pekat sehingga tidak perlu mengharapkan jump scare lebih untuk menjadikan film ini lebih ngeri.



The Taking of Deborah Logan [2014]
Director : Adam Robitel
Screenplay by : Gavin Heffernan, Adam Robitel
Cast : Jill Larson, Michelle Ang, Anne Ramsay
A-

***

Listening to : Aurora - Half the World Away

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook